When I met again ..

Baru ngepost lagi nih, hueehhehee. Ide tuh selalu banyak mamenn, tapi waktu dan malesnya itu lohhh, ga ketulungan. Alhasil blog gue mati suri deh..
MySpace
Hari minggu kemaren gue ditemani sahabat gue nganter anak murid ke SMP bekas gue sekolah buat ikutan LTBB (Lomba Tangkas Baris Berbaris). Sekolah yang dulu udah gue anggep menjadi rumah kedua gue selama 3 tahun. Nginep pas pelantikan teater, nginep pas pelantikan OSIS, nginep pas sahur bareng, siaran sampe maghrib, nyanyi, latihan vokal, semuanya berawal dari SMP. Makanya gue seneeeeeeeeenngggg banget pas gue kesana, seperti kembali ke 6 tahun yang lalu.
Gue saling bernostalgia sama sahabat gue, tentang kantin sekolah, senam di hari jumat, bikin karangan B. Inggris tiap minggu, nyanyi-nyanyi, ngagosip, pernah labrak adek kelas (yaa, gue memang jahat MySpace) dan lain lain.
Kemarin juga gue ketemu sama guru-guru disana, mereka pada bilang, "waaaaahh, jadi ibu guru sekarang mah??" Bangga gue dengernya, gue jadi guru karna kalian juga Bapak, Ibuku.. Dari semua guru, gue punya guru favorit sampe akhir jaman, namanya Pak Ony. Lupa lagi nama lengkapnya apa saking panjangnya, hehehe. Beliau adalah guru Seni Musik makanya bisa nyambung sama gue. Pas SMP, setiap ada apa-apa gue ga pernah curhat ke BP/BK tapi ya ke Pak Ony dimana dulu adalah pembina OSIS juga. Setiap ada pertanyaan dimana gue ga bisa jawab, gue tanya ke Pak Ony. Seperti ketika gue nanya ke Pak Ony gini, " Pak, kenapa sih org dewasa tuh suka egois sendiri? Contohnya guru-guru, kenapa pas beliau ke WC murid pake sepatu boleh-boleh aja tapi pas murid-murid pake WC guru aja ga boleh? Itu kan egois pak???" Kalo guru lain pasti gue uda digampar tuh, hahaha. Tapi beliau ga, beliau jawab bahwa, "Feb, Feby harus ingat bahwa ga selamanya anak kecil selalu salah dan org dewasa selalu benar, itu pendapat yang salah. Kalo Feby tau itu salah, tegur, walaupun itu guru Feby. Ga masalah kok. Yang menjadi masalah adalah ketika Feby tau itu salah, tapi Feby diem aja. Tapi Feby harus ingat bahwa semuanya selalu ada peraturan.." Bijaksana sekali kaaaannn????
MySpace
Kini gue semakin dewasa dan kehidupan gue semakin berkembang, ketika gue SMA dan sekarang kuliah, gda tempat untuk mencurahkan segala unek-unek, pertanyaan, bahkan keluhan kepada guru favorit gue. Masa iya gue ke SMP mulu dan numpang curhat? Kayaknya ga etis deh. Makanya pas kemarin kita ketemu dan menyanyi seperti biasa, gue ga menyia-nyiakan kesempatan buat nanya dan dapat wejangan bijaksana dari beliau. Karna apa? Karna selama ini gue uda dicekoki oleh hal-hal yang ga penting dan sebenarnya salah, tapi gue ikutin. Akhirnya gue percaya dengan hal-hal itu dan gue yang dirugikan. Gue ga mau seperti itu.
Beliau bilang, guru apalagi guru SD adalah profesi yang kadang-kadang dipandang sebelah mata, sebagian masyarakat selalu berkata guru mah enak karna ada sertifikasi, itu berarti guru adalah profesi paling miskin karna dipandang dari segi ekonomi saja. Padahal mereka tidak sadar bahwa guru adalah profesi tersulit dan paling bertanggung jawab atas pendidikan sekolah. Contoh, jika seorang guru memberikan konsep pembelajaran dan itu salah, konsep yang salah itu akan terus nempel di otak si anak dan itu bahaya. Jadi, guru pun tidak asal membaca buku dan memberikan ke anak, tapi dia harus bisa membuat anak mengerti tentang apa yang dia pelajari.
Mengajar adalah bukan didapat dari kuliahan selama 4 tahun, tapi dari pengalaman yang telah kamu dapatkan dari kecil hingga sekarang. Kamu mempelajari bagaimana belajar yang mengasyikan di kelas dan kamu menerapkannya. Murid itu ada 2 tipe, menyukai pelajarannya sehingga siapapun gurunya dia akan tetap menyerap pelajaran tsb dan atau menyukai gurunya dulu baru si anak mulai menyukai pelajaran tersebut. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana supaya si anak menyukai kita dulu, sehingga sesusah apapun pelajarannya mereka akan berusaha untuk mempelajari itu.
Kadang kita selalu membatasi anak dalam hal apapun. Dalam berkreasi, dalam menyalurkan hobi, dalam belajar, dalam hal apapun juga. Kadang kita selalu mencap mana anak yang nakal dan yang rajin, yang baik dan yang buruk. Itu bagus, tapi kita jangan sampai pilih kasih dan mengutamakan kepada "si rajin dan si baik" dibanding "si nakal dan si buruk" itu salah. Kita harusnya merangkul anak-anak yang nakal. Karna kita suka melihat orang yang maju dan yang berhasil adalah orang yang ternyata dulunya nakal dan aktif. Dibanding dengan si anak rajin yang cuma mengutamakan pelajaran tanpa mencari pengalaman. Dalam hal seni, contohnya, hanya "si nakal dan si buruk" yang berani tampil untuk bernyanyi, mereka percaya diri, walaupun dalam hal akademis mereka kurang. Beda dengan "si rajin dan si baik" yang selalu murungkut jika disuruh bernyanyi padahal suara mereka bagus, misalnya. Itulah yang harus dipelajari oleh seorang guru yang profesional.
Itu adalah sedikit percakapan kemarin. Itu adalah perkataan Pak Ony, guru favorit sepanjang jaman gue. Dan kata-kata itu akan terus melekat dalam hati dan pikiran gue sampai kapanpun.
Guru adalah cita-cita gue sejak kecil, sejak gue mengenal buku. Gue harap gue bisa jadi guru yang baik dan bisa disenangi oleh semua orang, seperti guru favorit sepanjang zaman gue, Pak Ony.

Jadi, siapa gurumu dan apa kata-kata yang selalu kamu ingat sampai sekarang??
MySpace


0 komentar:

Posting Komentar